DownloadTeks Khutbah Jumat Bulan Rajab Singkat Bahasa Indonesia PDF: Peristiwa Penting di Bulan Rajab " Akhlaq Rasulullah SAW adalah (sebagaimana yang ada dalam) Al-Quran" Akhirnya, semoga dengan momentum bulan Rabiul Awwal yang merupakan bulan maulid atau kelahiran Nabi Muhammad SAW ini, kita dapat memacu diri kita sendiri dan juga
SUARA MERDEKA JOGJA - Berikut merupakan contoh teks khutbah Sholat Jumat pada saat bulan Rabiul Akhir dengan menggunakan kata-kata yang menyentuh hati. Pada Jumat 11 November 2022 hari ini bertepatan dengan 16 Rabiul Akhir 1444 jika menggunakan perhitungan dalam kalender Hijriyah. Dalam bulan Rabiul Akhir yang masih dimasuki dalam setengah bulan tersebut terdapat sejumlah keutamaan yang dapat dilakukan oleh setiap umat Islam yang akan dapat dilakukan. Salah satu yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam adalah untuk melakukan atau memiliki sifat yang dermawan memberikan sejumlah rezeki yang dimiliki. Baca Juga Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat dengan Kata-kata Menyentuh Hati Tema Makna Hakikat Umur Panjang Untuk memberikan informasi mengenai keutamaan memiliki sifat dermawan atau membagikan sejumlah rezeki kepada orang yang membutuhkan tersebut dapat dilakukan di berbagai kesempatan. Kesempatan yang dapat digunakan adalah pada saat melaksanakan atau menyampaikan khutbah Sholat Jumat yang nantinya akan dapat dilafalkan oleh Khatib yang bertugas. Pasalnya salam salah satu kewajiban untuk disampaikan dalam kesempatan khutbah Jumat tersebut adalah pesan-pesan berupa kebaikan kepada setiap hadirin yang akan menegakkan ibadah tersebut. Namun demikian yang perlu diperhatikan pada saat menyampaikan khutbah Jumat tersebut adalah pemilihan kata yang dianjurkan dapat dilakukan dengan kata kata yang menyentuh hati. Baca Juga Contoh Khutbah Jumat 4 November 2022 Singkat yang Bagus dan Menyentuh Hati Tentang Kematian Bikin Terharu Untuk lebih lengkapnya, maka berikut merupakan contoh teks khutbah Jumat yang dapat digunakan sesuai dengan yang dikutip dari laman NU JATIM الْحمد للهِ اْلقَائِل ۨالَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابًا مُّهِيْنًاۚوالصلاةُ والسلامُ على النَّبِيِّ الهُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا كَرِيْمًا وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى مُبِيْنًاأما بعد. فَيَا عِبَادَ اللهِ! أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ اَلظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَّوْمَ الْقِيَامَةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالفَحْشَ، فَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الفَحْشَ وَلاَ التَّفَحُّش، وَإِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ، فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، أَمَرَهُمْ بِالْقَطِيْعَةِ فَقَطَعُوْا، وَأَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فبَخِلُوْا، وأمرهم بِالْفُجُوْرِ فَفَجَرُوْا". رواه أحمد وأبو داود Jamaah yang BerbahagiaMarilah kita senantiasa meningkatkan rasa takwa kepada Allah Subhanahu Wa Taala, dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi yang dilarangan. Allah sudah berjanji, bahwa bagi orang yang mau bertakwa, maka yang bersangkutan akan dianugerahi solusi atau jalan keluar dari segala permasalahan. Jamaah yang Dirahmati AllahUmat Islam jangan takut dengan sesuatu yang belum terjadi. Karena hakikatnya, semua hal yang ada di dunia ini, senantiasa tidak akan pernah lepas dari genggaman takdir Allah SWT. Termasuk dalam urusan dunia. Ibarat air sungai yang mengalir. Apa yang kita keluarkan dan ikhtiarkan senantiasa akan berganti dengan sesuatu yang lebih baik. Itu semua adalah tanda-tanda anugerah dari-Nya. Oleh karena itu, tidak patut bagi kita, bersifat berat tangan dari melakukan amal shalih selama di dunia ini. Yakinlah bahwa Allah Subhanahu Wa Taala pasti tidak akan menyia-nyiakan itu semua. Sungguh, Allah Maha Kaya lagi Maha Mengetahui. Sidang Jumat yang BerbahagiaAda kalimat bijak dari Sayyidina Ali ibn Abi Thalib karamallahu wajhah yang cukup menarik. Isi dari kalimat tersebut merupakan inti tema khutbah kali ini yakni الْبَخْيْلُ يَعِيْشُ عِيْشَ الْفُقَرَاء، وَيُحَاسَبُ حِسَابَ اْلأَغْنِيَاء
Selanjutnya khutbah jumat berikut dapat dijadikan bacaan guna meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan Rasulnya. Baca juga: Khutbah Jumat Singkat Maulid Nabi Rabiul Awal: Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW. Baca juga: Khutbah Jumat Singkat Pemimpin adalah Cermin Rakyat
Jakarta - Pada hari Jumat pertama di bulan Rabiul Akhir 1444 H Redaksi detikHikmah detikcom menyusun Khutbah Jumat tentang keteladanan kepemimpinan Umar bin Khattab. Umar adalah Khalifah kedua setelah Abu Bakar Asshidiq. Dia menjadi khalifah dari tahun 634-644 dikenal sebagai pemimpin yang jujur dan adil. Kelak salah satu cicitnya yakni Umar bin Abdul Aziz juga menjadi pemimpin yang dikenal adil dan jujur. Seperti apa keteladanan kepemimpinan dari seorang Umar bin Khattab?Berikut ini Khutbah Jumat dengan tema Umar bin Khattab dan Keteladanan yang Dirindukan yang disusun oleh Erwin Dariyanto, Redaktur Pelaksana detikHikmah detikcom. Khutbah Jumat Pertamaاَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَركَاَتُهُبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِاَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًااَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَرَسُوْلَ ولاَنَبِيَ بَعْدَهُاَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ وَجَمَاعَتَهُ مِنْ يَوْمِ السَّبِيْقِيْنَ الْاَوَّلِيْنَ اِلَى يَوْمِ النَّهْضَةِ وَالدَّيْنِ اَمَّابَعْدَهُفَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَقَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْميَادَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ يا معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم اللهBersyukur senantiasa kita kehadirat Allah SWT, atas karunia, rahmat dan ridha-Nya lah kita semua saat ini berada dalam majelis yang mulia ini dalam keadaan sehat tak kurang suatu apa. Semoga nikmat serta karunia Allah senantiasa melimpah tiada henti kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita termasuk umat yang mendapatkan syafaat dari Rasulullah di alam akhirat Khutbah Jumat hari ini perkenankanlah dengan segala kerendahan hati kami mengajak, mari kita senantiasa terus meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT. Takwa dengan sebenar-benarnya dengan berusaha senantiasa melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan - معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم اللهAda sebuah kisah teladan kepimpinan dari Khalifah Umar bin Khattab. Di suatu petang menjelang Azan Maghrib berkumandang sang Amirul Mukminin Umar bin Khattab berjalan menuju Masjid Nabawi di Madinah. Di langit, matahari yang hendak beranjak ke peraduan menyisakan semburat kemerahan. Suasana di Kota Nabi kian menawan karena pelepah kurma di kebun-kebun warga melambai-lambai dihembus angin tengah perjalanan tetiba sang Khalifah bergumam, "Seandainya saja aku menjadi pohon kurma, maka nanti ketika mati tak akan dipersoalkan lagi."Namun, Umar bukanlah pohon kurma. Sahabat Nabi yang diberi gelar Al Faruq itu adalah manusia yang nanti setelah mati akan dibangkitkan lagi untuk dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dia lakukan selama di Umar adalah seorang pemimpin umat. Khalifah yang juga dijuluki Singa Padang Pasir itu tak mampu membendung air matanya jika ingat akan pertanggungjawabannya di akhirat ketika, Aslam sang pembantu yang melihat Umar menangis bertanya, "Mengapa engkau menangis sang Amirul Mukminin?Kepada Aslam Umar menjawab bahwa dia takut akan siksa kubur dan azab neraka."Tapi bukankah engkau telah dijamin masuk surga?" tanya Aslam .Menurut Umar, di akhirat nanti dia akan mendapatkan hukuman paling awal apabila melakukan kesalahan. Dia baru tidak akan mendapat hukuman jika mendapatkan ampunan dari Allah SWT."Wahai Amirul Mukminin Engkau pemimpin yang adil yang tak pernah berbuat kesalahan," kata bukannya terhibur, namun air matanya justru kian deras mengalir. Sambil berderai air mata, Umar menjelaskan bahwa di akhirat nanti sebagai pemimpin, dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinanannya. Termasuk jika dalam kepimpinannya masih ada rakyat yang tidak mendapat perlindungan, lalu di akhirat kelak mereka menuntut keadilan di hadapan Allah dengan kepemimpinan Allah SWT berfirman di dalam Al Quran Surat Shod Ayat 26يَادَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ ص26Artinya "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah penguasa di muka bumi, maka berilah keputusan perkara di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan."Sering Umar 'blusukan' di tengah malam, membelah dinginnya angin malam Kota Madinah demi memastikan bahwa semua rakyat telah terpenuhi hak-haknya dan mendapat keadilan. Di waktu yang seharusnya dia bisa beristirahat di tempat tidur empuk, mewah serta nyaman, Umar bin Khattab 'blusukan' untuk memastikan tak ada rakyat yang suatu malam ketika tengah beristirahat sebuah lorong jalan di dekat rumah kecil, sayup-sayup Umar mendengar percakapan dari dalam sebuah rumah. "Wahai Tuhan, kehidupan kami diimpit kemiskinan. Namun, Khalifah Umar bin Khattab tidak pernah peduli kepada kami," kata seorang Ibu dari dalam rumah tersebut."Duhai ibuku janganlah kita mengeluh. Sesungguhnya, Allah Maha Adil. Meski tidak dibantu oleh Khalifah Umar, Allah memberikan kita rezeki," kata wanita lain dari dalam kemudian tahu bahwa di dalam rumah tersebut tinggal seorang ibu dan anak gadisnya. Umar menyesal karena tidak pernah 'blusukan' sampai di tempat ini untuk membantu keluarga miskin kemudian mencoba mendengar lagi percakapan dari dalam rumah kecil itu. "Tadi sore ibu memerah susu kambing. Besok, ibu akan membawa susu itu ke pasar. Semoga kita bisa membeli sedikit makanan dan keperluan kita," kata sang Ibu."Saya doakan ibu semoga besok ada orang yang membeli susu kambing kita. Jika ada uang yang tersisa setelah membeli bahan makanan dan keperluan kita, semoga ibu bisa membelikanku pakaian. Pakaianku yang ada sudah robek. Aku malu memakainya keluar rumah," kata sang terenyuhlah hati Umar bin Khattab mendengar percakapan tersebut. Ucapan sang gadis membuat Umar makin sedih."Sebelum tidur, jangan lupa masukkan susu itu ke dalam botol. Besok pagi, Ibu akan membawanya ke pasar," kata sang Ibu."Baiklah, Ibu, aku masukkan sekarang," jawab si tiba-tiba, susu yang dituangkan ke dalam botol itu tumpah ke lantai. Dengan perasaan menyesal, gadis itu berkata, "Maafkan aku, Ibu, karena susu yang aku tuangkan tumpah ke lantai. Jadinya tinggal separuh."Dengan kesal, Ibunya berkata, "Wahai anakku, kita memerlukan uang untuk membeli makanan dan pakaianmu. Dengan susu yang sedikit itu, tentu tidak akan cukup.""Wahai Ibu, apa yang harus aku lakukan?" Ucap anak itu sedih."Campurkan susu itu dengan air agar bertambah banyak." suruh ibunyaNamun gadis itu tidak mau. Kepada sang ibu, dia menyampaikan pesan Umar bin Khattab bahwa manusia harus senantiasa bersikap jujur. Mendengar hal itu, Umar pun harinya, Umar bin Khattab menyuruh Aslam, pembantunya pergi ke rumah wanita tersebut. Sang khalifah meminta kedua perempuan itu bin Khattab terpikat dengan kejujuran gadis yang kemudian diketahui bernama Fatimah tersebut. Umar pun meminang Fatimah untuk dinikahkan dengan salah satu putranya lama setelah itu, Ashim dan Fatimah pun menikah. Mereka hidup bahagia. Khalifah Umar bin Khattab pun sangat sayang kepada Ashim dan Fatimah. Umar senantiasa memanjatkan doa, "Wahai Tuhan, alangkah bahagianya jika ada dari keturunanku mengisi dunia ini dengan keadilan, sebagaimana dunia ini dipenuhi kezaliman."Pada akhirnya Allah SWT mengabulkan doa Umar. Ashim dan Fatimah memiliki anak perempuan cantik bernama Laila yang ketika dewasa menikah dengan Abdul Aziz. Dari pernikahan tersebut Laila dan Abdul Aziz dikaruniai putra bernama Umar bin Abdul Aziz yang kelak menjadi Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab adalah teladan berikutnya bagi para pemimpin. Banyak kisah keteladannya yang bisa dicontoh oleh para pada dasarnya kita semua adalah pemimpin, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW,كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ"Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Renguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya."Menjadi pemimpin seperti Umar bin Khattab mungkin tak mudah, tapi setidaknya kita berusaha agar bisa berlaku adil terhadap yang kita pimpin. Berdoa kita agar senantiasa mendapatkan petunjuk kebenaran dari Alah أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُاللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ الْخَيْرِ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ"Ya Allah, nampakkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya dan nampakkanlah kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan seluruhnya di dunia maupun di akhirat, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan seluruhnya di dunia maupun akhirat, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui."Karena kita semua adalah pemimpin, semoga kita, juga para pemimpin di negeri ini bisa meneladani kepemimpinan Umar bin Khattab. Sehingga kita bisa diberikan keselamatan di dunia dan اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. وَالْعَصْرِ 1 إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ 2 إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 3. بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ بِاْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْKhutbah Jumat Keduaاَلحمْدُ للهِ حَمْدًا كما أَمَرَ، أَشْهدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، إِرْغامًا لِمَنْ جَحَدَ بِه وكَفَرَ، وأَشْهَدُ أَنَّ سَيّدَنا محمَّدًا عَبدُهُ ورسُولُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ. اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنَا محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَا اتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ أَمَّا بَعْدُ فيَآ أَيُّهاالنّاسُ، اتَّقُوا اللهَ. اَللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سيِّدِنا محمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا محمَّدٍ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ والْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا والزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْها وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً، وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَعَزَّ وَأَجَلَّ وَأَكْبَرُSimak Video "Jokowi Sebut Kepemimpinan Bukan Meteran Pom Bensin yang Dimulai dari 0" [GambasVideo 20detik] erd/erd
TRIBUNSUMSELCOM - Berikut ini contoh teks Khutbah Jumat singkal tentang Bulan Rabiul Awal, Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW. Umat muslim akan memasuki bulan Rabiul Awal yang merupakan satu di antara bulan istimewa karena bertepatan dengan kelahiran Rasulullah SAW. Tanggal 1 Bulan Rabiul Awal 1443 Hijriah jatuh pada Jumat 8 Oktober 2021
Rabiul Akhir atau Rabiuts Tsani merupakan bulan ke-4 dalam kalender Hijriah atau penanggalan berbasis bulan lunar calendar, tepatnya setelah Rabiul Awwal, sebelum Jumadal Ula. Pada zaman Jahiliyah, bulan Rabiul Akhir ini disebut dengan bulan Wubshan atau Wabshan. Bulan Rabiul Awwal disebut dengan bulan Khawwan atau Khuwwan. Sedangkan bulan Jumadil Ula disebut dengan al-Hanin. Lihat Abu Bakar Muhammad, Jamhartul Lughah, [Beirut Darul Ilmi] 1987, jilid 3, hal. 1311. Yang pertama memberi nama bulan Rabiul Akhir menurut satu pendapat adalah buyut kelima Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, yakni Kilab bin Murrah. Penamaan itu tidak terlepas dari peristiwa alam musim rabi atau musim semi yang terjadi di Jazirah Arab. Pada musim itu rerumputan menghijau, tanaman tumbuh subur, dan pepohonan banyak yang berbuah. Umumnya musim itu terjadi selama dua bulan. Sehingga nama ini pun disematkan kepada dua bulan terjadinya musim tersebut, yang sekarang dikenal dengan Rabiul Awwal dan Rabiul Akhir. Selain menjadi nama bulan, kata rabi juga menjadi nama musim di antara enam musim yang ada, yaitu ar-rabi al-awwal musim semi pertama, shaif musim panas, qaizh puncak musim panas, al-rabi al-tsani musim semi kedua, kharif musim gugur, dan syitha musim dingin. Demikian yang dikemukakan oleh Abu al-Ghauts. Lihat Lisanul Arab, jilid 8, hal. 103. Masyarakat Arab sendiri selalu menagawali penyebutan nama ini dengan kata syahr yang berarti bulan’. Sementara pengucapannya bisa dua versi, yaitu syahru rabiin al-akhir, bisa juga syahru rabiil akhir, dengan idhafat. Lihat Ahmad ibn Muhammad, al-Mishbahul-Munir [Beirut al-Maktabah al-Ilmiyyah, jilid 1, hal. 216. Beberapa peristiwa besar yang terjadi pada bulan Rabiul Akhir di antaranya adalah turunnya Surat al-Hasyr pengusiran. Turunnya surat tersebut dilatarbelakangi oleh upaya pembunuhan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang dilakukan oleh kaum Yahudi bani Nadhir. Merekalah kaum yang pertama dikumpulkan dan diusir dari Madinah. Demikian sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu ayatnya, “Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama, QS al-Hasyr [59] 2; Dan jika tidak karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka, QS al-Hasyr [59] 3. Lihat Abu Muhammad Ali, Jawami al-Sirah [Kairo-Mesir Darul Ma arif], 1900, jilid 1, hal. 145. Peristiwa berikutnya adalah pengutusan Khalid ibn al-Walid oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Bani al-Harits ibn Kab. Berkat perjuangan Khalid, mereka masuk Islam di hadapannya. Peristiwa itu berlangsung pada bulan Rabiul Akhir 10 Hijriah. Menurut Ibnu Ishaq, perang Dzat ar-Riqa juga terjadi pada bulan Rabiul Akhir keempat Hijriah, tepatnya setelah memerangi bani Nadhir. Berikutnya adalah peristiwa perang al-Ghabah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada tahun keenam Hijriah; kemudian perang al-Ghamr yang dipimpin oleh Ukasyah ibn Mihshan. Pengiriman pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Muhammad ibn Maslamah ke wilayah Dzul Qashshah. Lihat al-Waqidi, Maghazi al-Waqidi, [Beirut Darul A’lami], 1989, jilid 1, hal. 4. Penulis M. Tatam Wijaya Editor Mahbib Nabishallallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Hak mereka atas Allah adalah bahwa Dia tidak mengazab mereka." (HR. al-Bukhari dan Muslim). Tauhid adalah dakwah para rasul. Mulai dari Nuh 'alaihissalam hingga Nabi Muhammad ﷺ. Maka, sudah seharusnya seorang muslim mempelajari tauhid sebelum mempelajari yang lainnya.

1Contoh Khutbah Jumat Bulan Rabiul Awal Singkat. 1.1 1. Peristiwa Penting di Rabiul Awal. 1.2 2. Hikmah Rabiul Awal. Khutbah Jumat bulan rabiul awal yang singkat ini bisa menjadi gambaran bagi umat muslim yang ingin mencari bahan untuk khutbah jumat. Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam kalender lunar Islam, setelah muharram dan safar.

KhutbahJumat tentang Maulid sangat cocok dijadikan bahan materi khutbah jumat kali ini. Berikut ini referensi khutbah Jumat penuh makna di bulan Maulid atau Rabiul Awal tentang tiga peristiwa penting dikutip dari berbagai sumber. • Khutbah Jumat Bahasa Jawa Bulan Rabiul Awal 22 Oktober 2021. Khutbah harus terdiri dari : Zlk9Xsr.
  • mlb84qk832.pages.dev/389
  • mlb84qk832.pages.dev/698
  • mlb84qk832.pages.dev/850
  • mlb84qk832.pages.dev/524
  • mlb84qk832.pages.dev/192
  • mlb84qk832.pages.dev/844
  • mlb84qk832.pages.dev/567
  • mlb84qk832.pages.dev/730
  • khutbah jumat tentang bulan rabiul akhir